Nah jika kamu penasaran mengenai karya sastra yang satu ini, simak penjelasan dan contoh geguritan dalam bahasa Jawa berikut ini! 1. Palaran Tegalrejo (Indra Tranggono) 2. Layang Kanggo Emak (Mulyati) 3. Carita Wayang (Eko Wahyu Nugroho) 4. karyasastra yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah). Dalam Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang karya P.J. Zoetmulder (1983), karya sastra tertua yang menggunakan bahasa Jawa kuno adalah Arjunawiwaha ('Perkawinan Arjuna') karya Empu Kanwa yang terbit sekitar 1028-1035 di masa kerajaan Airlangga. ContohCerita Wayang Bahasa Jawa dan Terjemahan Terbaik. Penulis membaginya dalam beberapa tema atau topik bahasan. Ada yang bercerita tentang Tokoh pandawa, Tokoh Rama Sinta, dan lain-lain. cerita-cerita tersebut diambil dari beberapa referensi dan interpretasi penulis pada tokoh-tokohnya. Lima cerita yang penulis susun adalah di bawah ini: WayangDalam Budaya Jawa Nanang Haryono (Dosen FISIP Universitas Airlangga) Wayang, yang dimaksud adalah 'wayang kulit', atau 'wayang kulit purwa' (pakeliran purwa), merupakan bentuk berkesenian yang kaya akan cerita falsafah hidup sehingga masih bertahan di kalangan masyarakat Jawa hinggga kini. Seni pertunjukan pakeliran purwo sebagai salah satu bentuk kesenian Jawa merupakan produk KataBijak Wayang. 1. Kata - kata bijak atanapi kata - kata motivasi sunda anu mangrupa nasehat nasehat ti karuhun urang, anu kedah di guar deui makna na anu kacida jerona ku urang salaku anak incuna sangkan tiasa ngalaksanakeun naon naon anu dinasehatkeun ku kolot urang . 2. Wayang golek, kata bijak bahasa sunda. CRQd. RADEN ARJUNA JANAKA Raden Arjuna Janaka satriya panengahing Pandhawa, putrane Prabu Pandhu lan Dewi Kunthi. Kasatriyane ing Madukara. Wujude satriya bagus tanpa cacad. Ing jagad ora ana tandhingane bab kebagusane, amarga Janaka minangka simbol amal becik. Amal becik ora bisa pisah klawan swarga Jannah. Janaka saka tembung jannahuka, tegese swargamu. Mula sapa sing kepengin mlebu swarga, kudu tumindak becik lan nindakake tuntunaning agama kanthi temen. Arjuna satriya digdaya sekti mandraguna, polatan luruh jatmika, prigel ing samubarang, seneng tetulung marang sapa bae, mula ditresnani dening sapa bae. Ora mokal yen garwane pirang – pirang. Bojo akeh iki tegese Janaka ditresnani dening sapa bae. Yen priya ngondhangake kasudibyane, yen wanita ngondhangake sigiting citra. Arjuna kejaba sugih bojo, uga sugih kawruh ilmu, sugih gaman lan mantran, sugih guru. Meguru marang Begawan Padmanaba antuk aji telung warna, yaiku 1. Aji Sepiangin, dayane aji yen kawateg, kebating lakune Arjuna tan prabeda kaya kebating angin. Lakune bisa ngungkuli lakuning barat, 2. Aji Malayabumi, Arjuna bisa ilang sapalungguhan, 3. Aji Sempaliputri, Arjuna bisa manijing ajur ajer. Pusakane pirang – pirang. Kang asring digunakake Keris Pulanggeni, Kalanadhah, Panah Merdaging, Rodha Dhadhali, Haryas Sangkala, Sarutama, Pasopati. ArticlePDF AvailableAbstractLakon Wayang Arjuna Wiwaha adalah lakon kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Wiwaha sendiri berarti wisuda atau pengangkatan. Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa, seorang ahli syair dan filsafat pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur pada abad XI. Arjuna dikenal sebagai karakter wayang yang gagah berani dan hebat dalam memanah. Selain itu, mempunyai wajah yang tampan dan hati yang lembut sehingga banyak wanita jatuh cinta kepadanya. Untuk membuat agar lakon wayang Arjuna, tetap dalam eksistensi budaya, kepribadian dan karakteristiknya harus diperkenalkan kembali dengan cara yang segar serta sesuai dengan selera dan trend masa kini. Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan sosok visual karakter Arjuna ketika bertapa. Langkah-langkah yang diambil dalam pembuatan tokoh pewayangan Arjuna adalah eksplorasi, improvisasi, dan reinterprestasi, sehingga dapat dibentuk menjadi Manga-Style. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Visual Heritage Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol. 1 No. 03, Mei-Agu 2019 e-ISSN2623-0305 Hlm. 242-250 242 KARAKTER TOKOH ARJUNA DALAM BUKU ILUSTRASI LAKON WAYANG ARJUNA WIWAHA Novia Devianti 1, Nurulfatmi Amzy 2 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jakarta 12530, Indonesia Opisensei8 Abstrak Lakon Wayang Arjuna Wiwaha adalah lakon kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Wiwaha sendiri berarti wisuda atau pengangkatan. Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa, seorang ahli syair dan filsafat pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur pada abad XI. Arjuna dikenal sebagai karakter wayang yang gagah berani dan hebat dalam memanah. Selain itu, mempunyai wajah yang tampan dan hati yang lembut sehingga banyak wanita jatuh cinta kepadanya. Untuk membuat agar lakon wayang Arjuna, tetap dalam eksistensi budaya, kepribadian dan karakteristiknya harus diperkenalkan kembali dengan cara yang segar serta sesuai dengan selera dan trend masa kini. Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan sosok visual karakter Arjuna ketika bertapa. Langkah-langkah yang diambil dalam pembuatan tokoh pewayangan Arjuna adalah eksplorasi, improvisasi, dan reinterprestasi, sehingga dapat dibentuk menjadi Manga-Style. Kata Kunci lakon, wayang, Manga-Style, Arjuna, morfologi Abstract Arjuna Wiwaha puppet play is the first kakawin from East Java. Wiwaha means graduation or appointment. This literary work was written by Mpu Kanwa, an expert in poef and philosophy during the reign of Prabu Airlangga, a commander of eastern Java in the XI century. Arjuna is known as a daring and great puppet character in archery. Besides that, he has a handsome face and a gentle heart, so many women fall in love with him. To keep the Arjuna puppet play still exist in Indonesian culture history, so we have to recreate a fresh character of Arjuna in the modern taste, but with the original personality. The make of this written is introducing a visual figure of Arjuna in the meditation position. The steps that we have to take in the creating of Arjuna character are exploration, improvisation, and reinterpretation so that we can create an Arjuna in manga styles. Keywords play, wayang, comic, references, manga-style PENDAHULUAN Arjuna adalah nama seorang tokoh pewayangan protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai anggota Pandawa yang berparas menawan dan berhati lemah lembut. Dalam Mahabharata, diriwayatkan bahwa ia merupakan putra Prabu Pandu, raja di Hastinapura dengan Kunti atau Perta, Putri Prabu Surasena, raja Wangsa Yadawa di Mathura Mahabharata 200556-58. Lakon Arjuna Wiwaha adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Wiwaha sendiri berarti wisuda atau pengangkatan. Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa seorang ahli syair dan filsafat pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur pada Karakter Tokoh Arjuna dalam Buku Ilustrasi Lakon Wayang Arjuna Wiwaha Novia Devianti, Nurulfatmi Amzy 243 abad XI. Mpu Kanwa memetiknya dari kitab Mahabharata parwa ke-3, yaitu Wana Parwa mengenai pemusnahan sang Miraksasaraja Prabu Nirwatakawaca. Dalam Lakon Wayang Arjuna Wiwaha, ada beberapa nilai-nilai penting yang patut untuk diketahui, yaitu cerita Arjuna saat diuji oleh Batara Guru dengan mengirimkan tujuh bidadari untuk menggoda pertapaannya, namun Arjuna tetap tidak bergeming walaupun segala cara telah dikerahkan oleh ketujuh bidadari yang kecantikannya tiada tanding. Di sini, justru bidadari yang jadi jatuh hati kepada Arjuna. Berdasarkan cerita lakon wayang Arjuna Wiwaha inilah akan diciptakan visualisasi seorang Arjuna yang tampan dan menawan hingga membuat ketujuh bidadari jatuh hati. dalam bentuk karakter manga-style. Manfaat dari perancangan tokoh Arjuna bagi keilmuan Desain Komunikasi Visual adalah bertambahnya sosok karakter wayang yang dikembangkan menjadi manga-style yang dapat dijadikan inspirasi untuk pengembangan cerita dalam bentuk buku ilustrasi. Bukan tidak mungkin menjadi inspirasi dan bentuk pengenalan karakter wayang dalam sebuah lakon wayang kepada remaja saat ini yang lebih menyukai karakter manga Jepang dibandingkan karakter manga lokal. Tujuan dari analisis ini adalah mengenal sosok karakter Arjuna dalam Lakon Wayang Arjuna Wiwaha dengan lebih dalam. Tujuan khususnya adalah bentuk usaha untuk membuat sesuatu yang baru agar kebudayaan kita tidak sampai hilang di tanah air sendiri. METODE PENELITIAN Penciptaan model visual tokoh Arjuna berbasis wayang Purwa akan divisualisasikan dalam bentuk manga-digital. Pada setiap pembentukan karakter manga-style, selalu dikerjakan sesuai dengan pakem pengerjaan wayang kulit tradisional dari tahap improvisasi, reinterprestasi hingga tahap manga-style. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Bapak Sumanto selaku pakar seni perwayangan dan juga Dosen ISI di Solo. Pak Sumanto adalah narasumber yang cocok untuk diwawancarai, karena beliau memahami lakon wayang dan juga mampu memberikan gambaran karakter Arjuna dalam Lakon Arjuna Wiwaha yang lebih spesifik. Data sekunder diperoleh melalui beberapa referensi buku dari karya penulis Nyoman Pendit S dalam cerita Mahabharata, Sunardi dalam Arjuna Wiwaha, Zoetmulder Kalawan sastra Jawa kuno hingga jurnal-jurnal, skripsi, pencarian data di Sena Wangi, dan dari Perpustakaan ISI Solo. Observasi dilakukan dengan mengunjungi museum wayang di Jakarta. Gambar 1 Wayang Arjuna Wiwaha Sumber Sena Wangi, 1999. Visual Heritage Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol. 1 Hlm. 242-250 244 HASIL DAN PEMBAHASAN Adanya bentuk wayang Arjuna Wiwaha yang spesifik dan disesuaikan dengan literatur, memudahkan peneliti dalam mengilustrasikan narasi tentang Arjuna yang sedang bertapa dalam bentuk karakter manga-style. Wayang dapat dijadikan sebagai alat pengenalan alkulturasi budaya wayang kulit kepada masyarakat. Di Indonesia pun sudah ada beberapa karya sastra yang mengangkat cerita pewayangan, seperti cerita bergambar Garudayana karya Is Yuniarto, Mahabarata karya R. A. Kosasih, dan masih banyak lainnya. Namun, di era sekarang ini personaliti dan karakteristik tokoh sentral Arjuna tersebut memiliki potensi untuk menjadi karakter yang segar dan baru bila digabungkan dengan selera dan trend sekarang, tidak terjebak lagi pada gambar stereotype komik silat. Penelitian para ahli sejarah kebudayaan, wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang popular di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabrata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan untuk menyesuaikannya dengan falsafalah asli Indonesia. Wayang kulit Purwa merupakan salah satu jenis pertunjukan wayang yang paling popular di kalangan masyarakat pemerhati budaya Jawa. Eksistensi wayang kulit Purwa juga paling lama bertahan daripada jenis wayang yang lainnya, seperti wayang Gedhog, wayang Dupara, wayang Jawa, wayang perjuangan, wayang Suluh, wayang Kancil, bahkan wayang orang. Wayang kulit Purwa merupakan prototype wayang Jawa. Tokoh dan Lakon wayang merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Tokoh wayang tertentu menjadi idola masyarakat karena sifat atau karakternya yang menunjukan perilaku positif berbudi luhur, baik, bijaksana, adil, suka menolong, dan sebagainya. Karakter tokoh wayang dapat diketahui melalui sikap dan perilaku di dalam menghadapi suatu masalah. Sikap dan perilaku itu dapat terungkap melalui sebuah cerita yang disebut lakon. Seperti karakter Arjuna dalam lakon Ciptaning, yang mengajarkan keteguhan hati, pandai, bijaksana, ahli dalam bidangnya serta mengamalkan dharma sesuai dengan keahliannya. Proses kreativitas dalam kesenian memberikan kebebasan penafsiran bagi siapa saja yang ingin mewujudkan suatu ide dalam karya. Penerapan ide ditentukan oleh konsep karya atas nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai tersebut diterapkan ke dalam bentuk karya seni, sehingga judul, tema, dan strukturnya dapat memberikan kejelasan. Hal ini tidak lepas dari dasar perubahan bentuk wayang menjadi modern dengan dilandasi oleh hubungan proses alkuturasi dalam kebudayaan, juga terjadi pada konteks seni rupa, akulturasi seni rupa terjadi pada elemen visual atau grafis, ketika terjadinya akulturasi, maka akan terjadi pertukaran kesesuaian elemen desain yang diaktualisasikan dalam bentuk-bentuk artefaknya, sehingga seni rupa merupakan hasil akhir dari aktualisasi budaya yang berlangsung di suatu masyarakat. Dengan mengikuti alur di atas, diharapkan visual karakter Arjuna Wiwaha yang akan dirancang dapat meningkatkan minat anak muda masa kini. Proses penciptaan karakter ini melalui beberapa tahapan A. Tahap Ekplorasi Pengamatan secara langsung dan mencari keterangan dari informasi yang mendukung data tersebut. Nama Arjuna alias Ciptaining Mintaraga dalam Lakon Wayang Arjuna Wiwaha ini merupakan sosok yang Menawan rupanya, gagah berani, dan hebat dalam memanah. Terbukti dari lima Pandawa, dialah yang paling tampan dibandingkan saudaranya yang lain. B. Tahap Improvisasi Bentuk wayang Purwa Arjuna yang diambil sebagai dasar pembentukan tokoh Wayang Arjuna bertapa tersebut lebih cepat diterima oleh kalangan pencinta wayang dan remaja saat ini. Acuan pembetukan karakter Arjuna bertapa berdasarkan bentuk wayang Purwa Arjuna saat bertapa. Karakter Tokoh Arjuna dalam Buku Ilustrasi Lakon Wayang Arjuna Wiwaha Novia Devianti, Nurulfatmi Amzy 245 Dari fisiknya, Arjuna mempunyai tubuh yang tegap, bertubuh ramping, berparas rupawan, mempunyai rambut yang panjang dan sedikit bergelombang, selalu membawa panah serta anak panahnya, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih dan mampu melakukan pertapaan yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarganya. Dengan semua karakteristik tersebut, banyak putri dan dayang yang menawarkan diri mereka untuk dijadikan istri Arjuna. Bagi mereka, merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda dengan Wrekundara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi. C. Tahap Reinterprestasi Reinterprestasi yaitu seni tradisi sebagai inspirasi dan aspirasi dalam membentuk ciptaan, dengan menggabungkan konsep dengan menerapkan teori transformasi dan menjadi karakter visual. Konsep dari sketsa Arjuna bertapa tersebut adalah dengan rambut panjang bergelombangnya, wajah yang tampan, bermata menawan dan tajam, bertubuh ramping dan berhidung mancung. Serta mengambil aksesoris yang digunakan pada wayang Arjuna Wiwaha tersebut untuk diaplikasikan kembali dalam bentuk transformasi manusia atau manga-style. D. Desain Karakter Sebelum mendesain secara visual, diperlukan pembentukan konsep karakter secara tertulis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah “Deskripsi Karakter “di mana berbagai hal yang menyangkut karakter tersebut dijabarkan lewat latar belakang seperti nama, umur, jenis kelamin, kepribadian, keahlian, kelebihan, kekurangan, dan sebagainya. Yang terakhir adalah tahapan karakter di mana untuk merancang karakter yang terkesan hidup mereka harus mengalami pengembanan sifat berdasarkan jalan cerita dan lingkungan. Spesifikasi visual karakter yang akan digunakan adalah sebagai berikut 1. Gaya gambar Manga 2. Kostum mengikuti sedikit corak dan pakaian dalam wayang kulit purwa Arjuna bertapa. Namun, akan diubah sesuai dengan moral dan selera pada saat ini. Menggunakan tone warna berbeda. 3. Ekspresi ekspresi dan raut wajah berdasarkan sifat, dan bukti dalam perannya di Lakon Wayang Arjuna Wiwaha. Mengadaptasi trend masa kini baik dari gaya rambut maupun model yang digunakan. 4. Bentuk Tubuh Ramping dan ber otot Berdasarkan spesifikasi karakter tersebut, maka jenis karakter yang dikerjakan yaitu karakter visual novel. Elemen pembentukan karakter berupa bentukan kostum dan aksesoris, batik, dan warna. Yaitu berdasarkan berikut Tabel 1 Data Visual Wayang Arjuna Rambut Arjuana Panjang dan sedikit bergelombang saat bertapa Visual Heritage Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol. 1 Hlm. 242-250 246 Arjuna memakai Aksesoris di kuping, yaitu sumping surengpati Saat dinobatkan menjadi Prabu Kiritin, Arjuna memakai Mahkota Sebelum diangkat menjadi Prabu kiriti, Arjuna memakai Jamang Lidi Satu di atas kepalanya Sumber Sena Wangi, 1999. Gambar 2 Wayang Arjuna Wiwaha. Sumber Sena Wangi, 1999. Karakter Tokoh Arjuna dalam Buku Ilustrasi Lakon Wayang Arjuna Wiwaha Novia Devianti, Nurulfatmi Amzy 247 Gambar 3 Sketsa Karakter Arjuna Kiri bertapa, tengah saat rambut di gulung, kanan saat menjadi Prabu Kiritin Sumber Novia Devianti, 2018. Gambar 4 Arjuna saat bertapa sesudah di Tracing. Sumber Novia Devianti, 2018. Visual Heritage Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol. 1 Hlm. 242-250 248 Gambar 5 Arjuna sesudah pewarnaan Sumber Novia Devianti, 2018. Gambar 6 Arjuna sesudah pewarnaan Sumber Novia Devianti, 2018. Karakter Tokoh Arjuna dalam Buku Ilustrasi Lakon Wayang Arjuna Wiwaha Novia Devianti, Nurulfatmi Amzy 249 Gambar 7 Arjuna sesudah pewarnaan watercolor. Sumber Novia Devianti, 2018. Gambar 8 Arjuna sesudah pewarnaan watercolor. Sumber Novia Devianti, 2018. Visual Heritage Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol. 1 Hlm. 242-250 250 SIMPULAN Dengan konsep visual karakter manga-style ini, maka disimpulkan 1 Perancangan karakter visual ini mengambil gaya gambar Manga-style secara konvensional berdasarkan preferensi jenis gaya gambar yang popular dikalangan target konsumen remaja dewasa. 2 Perancangan detail kostum dan properti yang digunakan di karakter Arjuna pertapa mengacu kepada dokumentasi dan referensi ilmiah dari wayang purwa Arjuna pertapa. 3 Pemilihan pose dan ragam kostum dalam lakon Wayang Arjuna Wiwaha dipengaruhi dari alur cerita dalam lakon tersebut. 4 Selera dan keinginan target konsumen memengaruhi perancangan tampilan visual karakter dalam buku ilustrasi, baik dalam hal ekspresi, gaya rambut maupun kostum yang dikenakan. DAFTAR PUSTAKA Sunardi, 1993. Arjuna Wiwaha. Jakarta Balai Pustaka. Pendit, N. S. 2005. Mahabharata. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Senawangi. 1999. Ensiklopedi Wayang Indonesia. Jakarta Sena Wangi. ... The context of these emotions is important to understand how masculinity is maintained; emotional expression can be allowed in private but not in public Drydakis et al., 2017. With his determination that did not want to be tempted, Arjuna continued to carry out tapa with sincere intentions Devianti & Amzy, 2019. In addition, Arjuna is also described as an independent figure. ...Cerianing Putri PratiwiFendy Yogha PratamaKundharu SaddhonoMasculinity in Javanese People How does Arjuna Masculinity Describe in Javanese version of Mahabharata. Masculinity is a form of maleness construction toward man. Man is not just born with his masculinity naturally, instead it is formed by culture. In a puppetry figure, Arjuna figure is a description of man for Javanese people. Arjuna has a Javanese knight figure. This research, therefore, aims to find out and describe the masculinity of Arjuna’s character in Javanese Mahabharata story by Nano Riantiarno. Data used in the research is lingual units, which are sentences in discourses. The research data source uses a book entitled “Mahabarata Jawa Javanese Mahabharata” by Nano Riantiarno. The analysis technique is document analysis with interactive model as its data analysis technique. The research result indicates that there is a figure of Arjuna in the Javanese Mahabharata story that has masculinity characters. There are three masculinity characters of Arjuna, namely Be a Big Wheel, Be a Sturdy, Give em has not been able to resolve any references for this publication. cerita wayang arjuna dalam bahasa jawa 1. cerita wayang arjuna dalam bahasa jawa 2. asal usul wayang arjuna dalam bahasa jawa 3. ceritakan tentang wayang arjuna dalam bahasa jawa secara singkat​ 4. - Tulislah dalam bahasa jawa Cerita tentang tokoh pewayangan YG kamu ketahui contoh Werkudara, Arjuna, Ramayana, Punokawan atau tokoh YG lainnya 5. Tolong Bantuin Untuk Bikin Yel Yel Bertema Wayang Arjuna Berbahasa Jawa Pliss Dikumpulkan Besok Nihh 6. cerita arjuna bahasa jawa sangat singkat 7. nama lain dari arjunawayang jawa 8. riwayat arjuna dalam bahasa jawa 9. biodata arjuna dalam bahasa jawa 10. Sebutkan unsur intrinsik cerita wayang arjuna bahasa jawa. 11. berapakah istri dari wayang arjuna 12. Tolong Bantuin Untuk Bikin Yel Yel Bertema Wayang Arjuna Berbahasa Jawa Pliss Dikumpulkan Besok Nihh 13. ada berapa isteri dari wayang arjuna? 14. Manfaat dari wayang arjuna 15. Contoh pidato bahasa jawa singkat tentang arjuna Raden Arjuna Janaka satriya panengahing Pandhawa, putrane Prabu Pandhu lan Dewi Kunthi. Kasatriyane ing Madukara. Wujude satriya bagus tanpa cacad. Ing jagad ora ana tandhingane bab kebagusane, amarga Janaka minangka simbol amal becik. Amal becik ora bisa pisah klawan swarga Jannah. Janaka saka tembung jannahuka, tegese swargamu. Mula sapa sing kepengin mlebu swarga, kudu tumindak becik lan nindakake tuntunaning agama kanthi temen. Arjuna satriya digdaya sekti mandraguna, polatan luruh jatmika, prigel ing samubarang, seneng tetulung marang sapa bae, mula ditresnani dening sapa bae. Ora mokal yen garwane pirang – pirang. Bojo akeh iki tegese Janaka ditresnani dening sapa bae. Yen priya ngondhangake kasudibyane, yen wanita ngondhangake sigiting citra. Arjuna kejaba sugih bojo, uga sugih kawruh ilmu, sugih gaman lan mantran, sugih guru. Meguru marang Begawan Padmanaba antuk aji telung warna, yaiku 1. Aji Sepiangin, dayane aji yen kawateg, kebating lakune Arjuna tan prabeda kaya kebating angin. Lakune bisa ngungkuli lakuning barat, 2. Aji Malayabumi, Arjuna bisa ilang sapalungguhan, 3. Aji Sempaliputri, Arjuna bisa manijing ajur ajer. Pusakane pirang – pirang. Kang asring digunakake Keris Pulanggeni, Kalanadhah, Panah Merdaging, Rodha Dhadhali, Haryas Sangkala, Sarutama, Pasopati. 2. asal usul wayang arjuna dalam bahasa jawa Arjuna iku putra Prabu Pandu Dewanata, raja Astinapura karo Dewi Kunti / Prita - putri Raja Basukunti raja Mandura negara. Iku anak nomer telu saka limang sedulur saka bapak, dikenal minangka Pandawa. Sedulur kang cacahé loro siji ibu Puntadewa Bima / Werkudara. Nalika sedulur loro, lair, anak saka Pandu karo Madrim iku Nakula lan Sadewa. Arjuna iku sawijining satriya sing seneng ngumbara, tapa lan sinau sinau. Liyane kang mahasiswa Durna ing Padepokan Sukalima, dheweke uga dadi salah sijine murid saka pertapan Untarayana sarining kembang Resi. Arjuna tau dadi Pandita ing Goa Mintaraga, judul Bagawan Ciptaning. Kang digawe apik ing ngancurake kadewatan King Niwatakawaca, ratu buta saka negara Manimantaka. Kanggo jasa, Arjuna dilantik dadi raja ing swarga Kaindran gelar Prabu Karitin. lan nampa peparing pusaka sakti saka gods, antara liya; Gendewa saka Bathara Indra, Panah Ardadadali saka Bathara Kubera, Arrow Cundamanik saka Bathara Narada .Mula uga nduweni pusaka liyane kuat, antara liya; Keris Kyai Kalanadah, Panah Sangkali saka Resi Drona, Arrow Candranila, Arrow Sirsha, Keris Kyai Sarotama, Keris Kyai Baruna, Keris Pulanggeni diwenehi ing Abimanyu, Trumpet Dewanata, lenga Cupu ngandhut Jayengkaton Award Bagawan Wilawuk saka pertapan Pringcendani lan Ciptawilaha jaran karo mecut Kyai Pamuk. Nalika Nulis-diduweni Arjuna, antara liya; Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, raya lan Asmaragama Arjuna wis 15 garwa lan 14 putra. Bojoné lan anak sing 1. Dewi Sumbadra, berputra Raden Abimanyu. 2. Dewi Larasati, berputra Raden Sumitra lan Bratalaras. 3. Dewi Srikandi 4. Dewi Ulupi / Palupi, berputra Bambang Irawan 5. Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa lan Kumalasakti 6. Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka 7. Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni 8. Dewi Dropadi, berputra Bambang Wilugangga 9. Dewi Manuhara, berputra Pregiwa lan Endang Endang Pregiwati 10. Supraba Dewi, berputra Raden Prabakusuma 11. Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa 12. Dewi Maeswara 13. Retno Dewi Kasimpar 14. Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada 15. Dyah Dewi Sarimaya. Arjuna uga duwe sandhangan sing lambang agung, yaiku; Hem / Kain Limarsawo, Sabuk Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung lan Ring Mustika Candrakanta Ampal biyen duweke negara King Ekalaya king Paranggelung. Dheweke uga wis akèh jeneng lan julukan, antara liya; Parta perang pahlawan, Janaka akeh garwa, Pemadi bagus, Dananjaya, Beetle ali-ali, Ciptaning Mintaraga Imam suci, Pandusiwi, Indratanaya putra Bathara Indra, Jahnawi trengginas Agile, Palguna, Danasmara Pawang ula lan Margana seneng. 3. ceritakan tentang wayang arjuna dalam bahasa jawa secara singkat​ Arjuna Iku Pandhawa! Arjuna iku penengah Pandawa Gamanne Arjuna yaiku Panah pasopatiarjuna iku Gagah, Ngganteng, Apik lan Eman marang SedulurePenjelasansemoga bermanfaat 4. - Tulislah dalam bahasa jawa Cerita tentang tokoh pewayangan YG kamu ketahui contoh Werkudara, Arjuna, Ramayana, Punokawan atau tokoh YG lainnya JawabanPunakawan iku sebutan kanggo para pamomong para ksatria ing wayang. Punakawan racaké metu nalikané wayah gara-gara, ya iku ngepasi Pathet Sanga utawa sabubaré Perang Ampyak/Perang Gagal. Panakawan kang kondhang ing tanah Jawa ya iku Semar, Gareng, Petruk, lan Bagong, panakawan asli saka kapinterane para Pujangga Tanah 5. Tolong Bantuin Untuk Bikin Yel Yel Bertema Wayang Arjuna Berbahasa Jawa Pliss Dikumpulkan Besok Nihh lagu he yamko rambe yamkohe........ii iki loh kelompokku kelompokku wayang arjuna ke.....lompok seng paleng okkelompok seng nomer siji maaf kalow salah 6. cerita arjuna bahasa jawa sangat singkat arjuna iku anake dewi kunthi lan prabu Pandu kagungan senjata paling ampuh yo iku panah pasopati 7. nama lain dari arjunawayang jawa arjuna, permadi, dananjaya, alikumbangpermadi, arjuna, alikumbang sih kalau nggak salah.... 8. riwayat arjuna dalam bahasa jawa raden arjuna kuwi putrane dewi kunthi kang nomer 3 . raden arjuna kuwi satriya ing madukara , gemamane yaiku panah arda dhedhali , keris pulanggeni , panah pasopati , panah sarutama . 9. biodata arjuna dalam bahasa jawa arjuno mangun kusumo dagang bakso loso loso nengo 10. Sebutkan unsur intrinsik cerita wayang arjuna bahasa jawa. Unsur-unsur menika gagasan baken ingkang dados dhasaring menika purusa ingkang nglakokake menika gambaran watak menika rerangkening cariyos ingkang kadhapuk kanthi menika panggenan,wekdal,utawi swasana kadadosanipun prastawa ing salebeting menika pitutur utawi pesen pangripta ingkang badhe dipunaturaken dhumateng pandang,inggih menika posisi pangripta wonten ing cariyos. Pangripta saged dados -Purusa kapisan paraga utama orang pertama pelaku utama -Purusa katiga orang ketiga -Sarwi mangertos serba tahu 11. berapakah istri dari wayang arjuna - dropadi-ulupi-citranggada-subadra maaf kalau salaharjuna mempunyai 15 orang istri 12. Tolong Bantuin Untuk Bikin Yel Yel Bertema Wayang Arjuna Berbahasa Jawa Pliss Dikumpulkan Besok Nihh Yo semangatYo yo semangat KakaSemangka 13. ada berapa isteri dari wayang arjuna? ada lima. mf klo slhKatanya sih arjuna punya 40 istri tapi cuma sedikit yg terkenal. Arjuna memiliki banyak istri bukanlah gambaran seseorang yg serakah istri atau mata keranjang, tetapi gambaran tentang arjuna adalah dapat menerima dan diterima oleh semua golongan. 14. Manfaat dari wayang arjuna Pemanfaatan wayang arjuna adalah sebagai media pembelajaran kreatif dengan memadukan teknologi melahirkan media pembelajaran kreatif yang menarik untuk ditonton. 15. Contoh pidato bahasa jawa singkat tentang arjuna Raden Arjuna Janaka satriya panengahing Pandhawa, putrane Prabu Pandhu lan Dewi Kunthi. Kasatriyane ing Madukara. Wujude satriya bagus tanpa cacad. Ing jagad ora ana tandhingane bab kebagusane, amarga Janaka minangka simbol amal becik. Amal becik ora bisa pisah klawan swarga Jannah. Janaka saka tembung jannahuka, tegese swargamu. Mula sapa sing kepengin mlebu swarga, kudu tumindak becik lan nindakake tuntunaning agama kanthi satriya digdaya sekti mandraguna, polatan luruh jatmika, prigel ing samubarang, seneng tetulung marang sapa bae, mula ditresnani dening sapa bae. Ora mokal yen garwane pirang – pirang. Bojo akeh iki tegese Janaka ditresnani dening sapa bae. Yen priya ngondhangake kasudibyane, yen wanita ngondhangake sigiting kejaba sugih bojo, uga sugih kawruh ilmu, sugih gaman lan mantran, sugih guru. Meguru marang Begawan Padmanaba antuk aji telung warna, yaiku 1. Aji Sepiangin, dayane aji yen kawateg, kebating lakune Arjuna tan prabeda kaya kebating angin. Lakune bisa ngungkuli lakuning barat, 2. Aji Malayabumi, Arjuna bisa ilang sapalungguhan, 3. Aji Sempaliputri, Arjuna bisa manijing ajur pirang – pirang. Kang asring digunakake Keris Pulanggeni, Kalanadhah, Panah Merdaging, Rodha Dhadhali, Haryas Sangkala, Sarutama, membantu ^_^ Tokoh Wayang Arjuna Posted on Desember 23, 2013 Updated on Desember 27, 2013 Di Nusantara, tokoh Arjuna juga dikenal dan sudah terkenal dari dahulu kala. Arjuna terutama menjadi populer di daerah Jawa, Bali, Madura, danLombok. Di Jawa dan kemudian di Bali, Arjuna menjadi tokoh utama dalam beberapa kakawin, seperti misalnya Kakawin Arjunawiwāha, Kakawin Pārthayajña, dan Kakawin Pārthāyana juga dikenal dengan nama Kakawin Subhadrawiwāha. Selain itu Arjuna juga didapatkan dalam beberapa relief candi di pulau Jawa misalkan candi Surowono. Arjuna dalam dunia pewayangan Jawa Arjuna juga merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewayangan dalam budaya Jawa Baru. Di bawah ini disajikan beberapa ciri khas yang mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sansekerta. Sifat dan kepribadian Arjuna seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain Gendewa dari Bhatara Indra, Panah Ardadadali dari Bhatara Kuwera, Panah Cundamanik dari Bhatara Narada. Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa mati sempurna bersama keempat saudaranya yang lain di gunung Himalaya. Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan yang selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda denganWrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi. Pusaka Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa putra Arjuna, Panah Sangkali dari Resi Drona, Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati dari Batara Guru, Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni diberikan pada Abimanyu, Terompet Dewanata, Cupu berisi minyakJayengkaton pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung. Istri dan keturunan Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai banyak sekali istri,itu semua sebagai simbol penghargaan atas jasanya ataupun atas keuletannya yang sekaku berguru kepada banyak pertapa. Berikut sebagian kecil istri dan anak-anaknya Dewi Subadra, berputra Raden Abimanyu; Dewi Sulastri, berputra Raden Sumitra; Dewi Larasati, berputra Raden Bratalaras; Dewi Ulupi atau Palupi, berputra Bambang Irawan; Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti; Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka; Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni; Dewi Wilutama, berputra Bambang Wilugangga; Dewi Manuhara, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati; Dewi Supraba, berputra Raden Prabakusuma; Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa; Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada; Dewi Maheswara; Dewi Retno Kasimpar; Dewi Dyah Sarimaya; Dewi Srikandi. Julukan Dalam wiracarita Mahabharata versi nusantara, Arjuna banyak memiliki nama dan nama julukan, antara lain Parta pahlawan perang, Janakamemiliki banyak istri, Pemadi tampan, Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga pendeta suci, Pandusiwi, Indratanaya putra Batara Indra,Jahnawi gesit trengginas, Palguna, Indrasuta, Danasmara perayu ulung dan Margana suka menolong. “Begawan Mintaraga” adalah nama yang digunakan oleh Arjuna saat menjalani laku tapa di puncak Indrakila dalam rangka memperoleh senjata sakti dari dewata, yang akan digunakan dalam perang yang tak terhindarkan melawan musuh-musuhnya, yaitu keluarga Korawa. Nama lain Nama lain Arjuna di bawah ini merupakan nama lain Arjuna yang sering muncul dalam kitab-kitab Mahabharata atau Bhagawad Gita yang merupakan bagian daripadanya, dalam versi bahasa Sanskerta. Nama-nama lain di bawah ini memiliki makna yang sangat dalam, mengandung pujian, dan untuk menyatakan rasa kekeluargaan nama-nama yang dicetak tebal dan miring merupakan sepuluh nama Arjuna. Anagha Anaga, yang tak berdosa Bhārata Barata, keturunan Bhārata Bhārataśreṣṭha Barata-sresta, keturunan Bhārata yang terbaik Bhāratasattama Bharata-satama, keturunan Bhārata yang utama Bhārataśabhā Barata-saba, keturunan Bharata yang mulia Dhanañjaya perebut kekayaan* Gandīvi Gandiwi, pemilik Gandiwa, senjata panahnya Gudakeśa penakluk rasa kantuk, yang berambut halus Jishnu hebat ketika marah* Kapidhwaja yang memakai panji berlambang monyet Kaunteya / Kuntīputra putra Dewi Kunti Kīrti yang bermahkota indah* Kurunandana putra kesayangan dinasti Kuru Kurupravīra Kuru-prawira, perwira Kuru, ksatria dinasti Kuru yang terbaik Kurusattama Kuru-satama, keturunan dinasti Kuru yang utama Kuruśṛṣṭha Kuru-sresta, keturunan dinasti Kuru yang terbaik Mahābāhu Maha-bahu, yang berlengan perkasa Pāṇḍava Pandawa, putra Pandu Parantapa penakluk musuh* Pārtha keturunan Partha atau Dewi Kunti* Phālguna yang lahir saat bintang Uttara Phalguna muncul* Puruṣaṛṣabhā Purusa-rsaba, manusia terbaik Sawyaśachī Sawya-saci, yang mampu memanah dengan tangan kanan maupun kiri* Śwetawāhana Sweta-wahana, yang memiliki kuda berwarna putih* Wibhatsu yang bertarung dengan jujur* Wijaya yang selalu memenangkan setiap pertempuran* Nang wektu lahir, sukma Arjuna sing berwujud cahaya sing metu saka rahim emboke lan munggah menyang kayangan Kawidaren panggon para bidadari. Kabeh bidadari sing ana tiba demen nang sukma Arjuna kesebut sing nduwe jeneng Wiji Mulya. Kegemparan kesebut menimbulkan keneson para dewa sing nuli nempuhe. Cahaya sing remeng remeng kesebut nuli ngowah dadi sesosok manusia tampan sing klamben sederhana. Arjuna yaiku putra ketelu saka pasangan Dewi Kunti lan Prabu Pandu utawa kerep karan karo ksatria Panengah Pandawa. Kaya sing liyane, Arjuna uga sayekti dudu putra Pandu, ning dheweke yaiku putra saka Dewi Kunti lan Batara Indra. Jero kuripan wong Jawa, Arjuna yaiku perlambang manungsa sing nduwe elmu duwur ning ragu sakjroning tumindak. Lakon iki katon gamblang sawektu dheweke kelangan semangat pas arep ngadhepi nak-sadulur utawa para Kurawa, lan guru-gurune neng nglan Kurusetra. Kalan saka Arjuna yaiku sifat sombonge. Amarga rumangsa tangguh karo bagus, nang wektu enome dheweke dadi sethithik sombong. Ket enom, Arjuna wis gemar menuntut elmu. Dheweke menuntut elmu nang sapaa. Manute lingkungan masyarakat yaiku gudang saka elmu. Guru-gurune antara liya yaiku Resi Drona, saka Resi Dona dheweke mbisa senjata ampuh sing nduwe jeneng panah Cundamanik lan Arya Sengkali, sing kapindho yaiku Begawan Krepa, Begawan Kesawasidi, Resi Padmanaba, lan akeh pertapa sakti liyane. Jero kisah Mahabarata, Arjuna ngguru nang Ramaparasu, ning jero kisah pawayangan, hal kesebut hampit ora tau disinggung. Jero pawayangan diceritoke menawa Arjuna nduweni luwih saka 40 bojo ning mung beberapa wae sing kenal lan kerep diceritake. di

biografi wayang arjuna dalam bahasa jawa